Cerpen #1

02.23


Seorang anak tengah asyik menggambar mengunakan kapurnya.goresan demi goresan,telah ia gambar diatas Black board .
            Ia adalah Derel.seorang anak yang sangat gemar menggambar.ia terlahir dari keluarga yang tidak begitu kaya,namun,mencukupi segala kebutuhan.keluargannya terdiri dari ibu,Fira,dan Rifky,sedangkan ayah mereka sedang bekerja keluar kota.ibu Derel bekerja sebagai pengantar barang.sekarang tinggal 2 barang lagi yang perlu diantar.namun,ibu Derel tengah terbaring dikasurnya.ibu Derel sedang jatuh sakit.
            “KAKAKK!!” pekik Fira dan Rifky sambil menghampiri Derel.
            “ada apa?” Tanya Derel.
            “mulut ibu mengeluarkan banyak sekali busa!” ucap mereka dengan serempak.mata Derel terbelalak.ia meninggalkan gambarannya yang masih setengah jadi.ia bergegas menuju kamar ibunya.
            “ibu!!” ucap Derel.ibu hanya tersenyum sambil mengusap sisa – sisa busa yang ada dimulutnya.
            “ibu kenapa?” Tanya Fira dan Rifky.
            “ibu tidak apa-apa.ibu hanya memikirkan barang-barang yang harus ibu antarkan” dengus ibu sambil memejamkan matanya.
            Derel berfikir sejenak. “ aku saja yang antarkan ya buk.hanya dua barang saja kan?” ujar Derel.seketika mata ibu membuka.
            “apakah itu benar Derel?” Tanya ibu.Derel hanya mengangguk.ibu segera memberikan 2 barang yang perlu diantarkan.Derel segera mengangkat kedua barang tersebut keatas sepeda bututnya.sepeda itu adalah hadiah pada saat ayah Derel masih dirumah .Derel begitu sayang pada sepeda bututnya.
            “huh,cuaca sekarang berpetir.mungkin aku harus memakai jas hujan” gumam Derel.ia segera memakai jas hujannya dan segera berangkat mengantarkan 2 barang antaran itu.
            Ditengah dinginnya malam Derel mengantarkan 2 barang itu menggunakan sepedahnya.namun cuaca mendadak hujan.ia mempercepat langkah sepedanya.
            “aku harus segera cepat” gumamnya dalam hati.namun..
            CIPRATT
            1 barang antaran terciprat air hujan karena mobil yang melintas.Darel geram.ia mengejar mobil itu.
            “tunggu!” ujarnya.seketika mobil itu berhenti.
            “ada apa kau anak kampung?” Tanya seorang bapak-bapak dengan angkuhnya.
            “kau telah mengotori 1 barang kiriman pak” timpal Darel.
            “bukan urusanku” ujar bapak itu sambil menendang sepeda butut milik Derel hingga terhempas.dengan kesakitan,Derel angkat bicara.
            “saya memang anak kampung.tapi saya tidak mau dikucilkan seperti ini” ujar Derel.bapak-bapak itu malah pergi meninggalkan Derel.
            “dasar bapak – bapak tidak tanggung jawab” dengus Darel kesal.
            Ia segera melanjutkan perjalanannya.suara petir membuat Derel menjadi merinding.tubuhnya sedikit menggigil.
            “huh!,aku kedinginan “ gumamnya.
            20 menit telah berlalu.Darel telah sampai ditempat dimana ibunya diminta untuk mengantarkan barangnya.
            TOK TOK TOK TOK
            Pintu terbuka.seorang wanita paruh baya menghampiri Darel.ia menatap Darel.matanya sibuk melihat penampilan Darel.
            “siapa kamu?” tanyanya ketus.
            “saya orang yang bertugas untuk mengirimkan barang kerumah ini” timpal Darel.
            “oh,mana barangnya?” Tanya wanita itu.Darel segera memberikannya.wanita itu segera melihat barang miliknya itu.
            “WHAT! kotor begini?” ucapnya.
            “maaf.tadi terkena cipratan air kotor” balas Darel sambil menundukkan kepala.
            “enak saja maaf,maaf.saya akan bayar hanya setengahnya saja” ujar wanita itu.
            “tapi buk,harga pengirimannya hanya 2 ribu jika dibayar setengahnya hanya seribu.jangan dibayar setengah ya buk” pinta Darel.
            “tidak bisa.ini uangnya” ucap wanita itu sambil memberikan selembar uang seribu .ia pun menutup pintu rumahnya.dengan sedih,Darel kembali mengangkat sepda dan melanjutkan perjalanan.
            “hmm,dimana rumahnya ya?” gumam Darel.
            “semoga saja yang ini aku tidak mendapat potongan harga”
            Darel mengayuh sepedahnya dengan cepat karena hujan semakin deras.bahkan,gemuruh petir dimana-mana.dengan menggigil Darel turun dari sepedanya.rumah yang satu ini lebih kecil dari yang tadi.
            “aku harus siap menerima semua perkataan apapun” gumam Darel.ia mulai mengetuk pintu.
            TOK TOK TOK TOK
            Pintu perlahan terbuka.kali ini seorang pria yang membukanya.iya tersenyum menatap Darel.
            “ada apa dik?” Tanya pria itu.
            “aku ingin mengantarkan barang ini kerumah ini” timpal Darel.pria itu mengambil barangnya.
            “oh,kamu pengantar barang ya?” Tanya pria itu.Darel mengangguk.
            “kamu baik sekali nak.hujan-hujan begini kamu malah mau mengantar kan barang” ucap pria itu.Darel tersenyum.
            “ini uangnya” ucap pria itu sambil memberikan selembar uang seratus ribu.seketika mata Darel terbelalak.
            “terima kasih pak” ujar Darel senang.
            “sama-sama”
            Darel pun mengangkat sepedanya dan segera mengayuh nya dengan cepat.Darel tidak sabar ingin memberikan uang ini kepada ibunya..pasti ibunya senang.
            Dengan hati berbunga-bunga,Darel mengayuh sepedanya.ia tidak memedulikan hujan sederas apupun.ia begitu senang.
            15 menit telah berlalu.Darel telah sampai didepan rumahnya.ia segera menyimpan sepedanya,membuka jas hujan dan segera masuk kedalam rumah.namun,isi rumahnya tampak sepi.
            “Fira!,Rifky!,ibu!.kalian dimana?” Tanya Darel.tak ada jawaban.yang terdengar hanya tangisan.
            “Rifky,Fira.kalian dimana?.mengapa kalian menangis?” Tanya Darel kembali.
            “kami di kamar kak” jawab Fira sesengguka.Darel segera berlari menuju kamarnya.ia melihat tubuh ibunya terbujur kaku.
            “ibu kenapa?” Tanya Darel.
            “ibu meninggal kak” timpal Rifky.tak terasa air mata Darel berlinang air mata.tubuhnya bergetar.padahal ia ingin memberikan uang seratus ribu itu pada ibunya.
            “ibu!” ujar Darel.ia memeluk ibunya.tiba-tiba saja Fira menepuk pundak Darel.
            “kak,kata ibu,jika kakak sudah pulang,kakak gak boleh nangis.kakak harus jagain kita kak” ujar Fira.Darel menyeka air matanya.
            “baik” ujar Darel sambil memeluk kedua adiknya. “kakak janji bakal jagain kalian kok!” lanjut Darel.
            Darel mengambil uang seratus ribu itu dan memberikannya kepada adik-adiknya.besok pagi ibu mereka akan dikuburkan.sungguh perjuangan Darel yang mengharukan!. [] 

***
Nah,Itu Cerpen Karyaku Sewaktu kelas 5 SD.Belum Aku edit dan masih murni.Semoga kalian suka dengan Cerpennya :D

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe